Tetap semua kembali dulu
Lalu . . .
Tumpah sudah air gelasnya
Basah . . .
Kian hari kian menjadi
Tak layak dia ingin kembali
Meringis pergi batu kali-nya
Kau . . .
Kayu ditusuk tembus matanya
Melongok jauh, sejengkal saja
Anyir, bau tubuhmu
Asin, rasa bajumu . . .
Senin, 30 November 2009
kembali dulu
“ Kaum Pembodoh Zaman “
Kaum pembodoh zaman
Kerjanya memberi masukan
Cuma mengkritik dan memberi saran
Kawan atau lawan dianggap bawahan
Kaum pembodoh zaman
Suka merantau ke negeri orang
Mencari popularitas lebih gampang
Dengan memberi kritikan dan saran
Kaum pembodoh zaman
Di negeri sendiri sendiri tak mau turun tangan
Menyuguhkan dogma-dogma jahiliyah 90-an
Tak ada lagi persahabatan atau persaudaran
Kaum pembodoh zaman
Tertawa diatas kaum yang terbuang
Memaksa kaum terbuang kerja keras dengan ide yang terpampang
Sampai hidup mereka seperti gelandangan
Kaum pembodoh zaman
Besar mulutmu layaknya nisan
Lebih baik kau mati ditelan batu pohonan
Agar negeri ini kembali benar
Kami kaum terbuang
Kerja keras sampai jadi gelandangan
Tak mau lagi jadi bawahan
Dari kau, kaum pembodoh zaman
Dan kami . . .
Bukan kaum pembodoh zaman
cOot’zZ
221109 04:22
Kamis, 05 November 2009
“ maafkan aku, Luna … “
Tetes hujan kian nampak stomatanya
semilir kurasa makin nyata
bebatang, reranting, dedaunan
tersenyum manja
sehabis basah, ditingkap cahaya
….. Luna
Oh, Luna …
kau nampak cantik hari ini
rautmu bundar, nguning …
Kudengar riuh pedagang jalanan
hiruk-pikuk kendaraan
hanya terpampang rautmu telanjang
dibalik senyum terlihat keadaan
Luna …
kali pertama kusebut lain namamu
tubuhku mematung mengenal dirimu
kau rayu aku, selalu
tapi, …..
Maaf Luna …
kau, korban inspirasiku
seutuhnya-semalaman
cOot’zZ
0501109 21:24
“ hati dan nadi “
Ini sepi terngiang sungguh
Tersesat alur remajaku
Hati dan nadi seakan mati
Kini jalani hidup yang pribadi
Semakin tertinggal dalam peraduannya
Sedetik pun tak menjawab partanyaanku
Mendadak terusir dari peradaban
Kembang ketapang menjalar panjang
Merasuk jatuh ke awang-awang
Hingga peluh perih terabaikan
Ini sunyi diseret malam
Semakin merasuk aku yang terdiam
Teringat hati dan nadi
Mencuat dari raga bersamaan
Berhamburan, entah kemana . . .
Ini malam tambah merasuk
Merajam setiap apa yang terbayang
Seakan dadaku terhenti mengembang
cOot’zZ
Senin, 02 November 2009
“ nadi “
Kulihat terang jadi menghujam
Kini siang mulai berawan
Matanya menantang mataku
Lalu, nangis . . .
Dan kini ada lagi
Nadi yang dulu mati suri
Dispersi tangisnya
Mencium nadi, satu kali
Tuk kesekian kali, terasa fitri . . .
Ada sesosok pribadi
Bertutup dada bertutup kepala
Dari kejauhan berlari
Kembali . . .
Menantang ragaku
Terasa bumi ada lagi
Kubuka mata, kupijakkan langkah
Masih disini . . .
by : cOot’zZ