Selasa, 28 Juli 2009

_ jiwA daLam deKaka _

0 comments

Kami seniman-seniman muda
Kami seniman tak bertahta
Kami seniman-seniman bersaudara

Kawat trek itu tulang kami
Otot kami berkabel energi
Mata kami secerah lampu par
Tidur kami berselimutkan geber panjang
Energi kami terkumpul dalam dimmer

Nyawa kami sepanjang proses seni
Kreatifitas kami sebesar pentas kini
Suara kami bak gitar berbunyi
Ada tari, rupa, musik, teater, juga puisi

Kemana kau pergi . . .
Jiwa-jiwa seni yang mulai menyepi
Kemana persaudaraanmu lagi . . .
Jiwa-jiwa seni yang kini menyendiri

Kini aku sendiri
Menjadi tumbal dalam pertarungan sunyi

Tetap kibarkan benderamu
Benderaku, bendera kita semua . . .
Dewan Kesenian Kampus
Ayo lantunkan mars-mu
Mars-ku, mars-kita semua . . .
Dewan Kesenian Kampus

Kemana kau pergi . . .
Jiwa-jiwa seni yang mulai menyepi
Kemana persaudaraanmu lagi . . .
Jiwa-jiwa seni yang kini menyendiri

Katakan dengan lantang . . .
Lantunkan tanpa bimbang . . .
Dan teriakkan dengan lantang . . .
“ bagaimanapun juga kau adalah saudara kami “

Sekret
230709 00:42
Tak dpat lagi ku brkata,wez ruwet,uripku ancur,dekaka juga,yang lahir dari dalam mars

“ san9 deWi “

0 comments

Gerhana matahari yang tak
Sempat kusapa pagi tadi ,
Dia –sang dewi malam- memburamkan lelangit ,
Melumat sadis namun begitu manis
Dispersi warnanya, buyar . . .

Aku yakin dia membiusku
Sampai mataku terlambat membukanya
Meninggalkan. Suram yang kau
Tebarkan. Ilalang yang kian
Mengambang. Seharian

Apa bosan kau begadang ,
Bermalam-malam ?

Aku tak tahu lagi
Tak mengapa kau kembali
Hari 37 kau pergi
Melilitkan. Tak tahu lagi
Apa yang kan ku tulis ini
Setelah penaku mati


Ray0n ek0nomi
220709 16:30
Ma masku, g ngrti wez, swuempuak

“ Cukup Sudah “

0 comments

Pagi yang indah
Dedaunan nan hijau
Membiaskan dispersi mentari padaku . . .
Namun sekarang
Mentari sudah mulai menghilangkan
Bayangan tubuhku, tepat diatasku
Sayup-sayup terdengar
Nyanyian adzan berkumandang ,
Menggelegar . . .

Bukan . . .
Hanya bukan itu . . .
Surau-surau dan masjid-masjid
Terus saja melagukan syair nan indah
Namun orang-orang di sekitar juga
Terus saja melantunkan lagu . . .
Bukan adzan . . .
Namun sama . . . menggelegar

Tak tahu aku diriku dulu
Terbayang dogma-dogma
Jahiliyah tempo dulu
Tak tahu aku berbuat apa
Juga tak tahu kemana aku . . .

Cukup sudah . . .
Cukup sudah permainan hidupku
Mereka menantiku
Keluarga tercinta
Sekret dekaka jua
Gedung-gedung sastra tua
Dan alam raya

Tunggu . . .
Akan kuselami semua kehidupan
kehidupanMu
kehidupanmu
kehidupanku
juga kehidupan kalian . . .

sekret
200709 11:49
Ancrit,uripku ajor kbeh,kuliahku psan,brusan dksih petuah ma masku

Selasa, 14 Juli 2009

_ tErbungkam sEpi _

0 comments

Indahnya rembulan
Tak kurasa terpana
Dalam alur terukir fatamorgana
Kehidupan masa lampau
Silhuette tak pernah berkata . . .
Tak pernah berpijak . . .

Aku diperkosa “dia”
Seutuhnya semalaman
Mata membelalak
Mulutmu menyeringai . . .

Kausapa dunia
Kuikuti, kuturuti . . .

Sadarlah kawan . . .
Dunia telah mati
Mengiringi sirine kecil
Hari-hariku yang sunyi . . .


080709 00 : 09
Kan9ennyA aQ mA cOot’zZ

_ kubaca _

0 comments

Hipotermia stadium menengah
Memahat dunia bagian bawah
Menyentuh ranah bersejarah
Menyingkap bidadari tak terjamah

Linglung aku dibuatnya
Larut diriku dalam peluknya
Mati suri di alam peraduannya
Menyunting dalam pertarungan tanya

Aku tak tahu hal antah-berantah ini
Segala macam remeh-temeh duniawi

Bercermin aku pada-Nya
Tetap tak berdaya . . .
Kubaca alam semesta
Masih tak terduga . . .
Akhirnya,
Kubaca saja syair hidupnya . . .


Sekret
120709 02 : 43
Tambah kangen ma cOot’zZ, jiwaku goyah menjalani hidup ini

_ bin9unG _

0 comments

Ingat kawan . . .
Ada hidup yang perlu dihidupi
Ada hidup yang harus dijalani
Tak jua harus seperti ini

Kenapa harus begini
Dan kenapa harus seperti ini

Semua tentangku
Tak pernah ada lagu
Juga aturan tak laku . . .

Semua buruk
Semua sesal
Tak ada bahagia
Tak ada senyuman

Aku muak . . .
Aku benci . . .
Aku kangen . . .

Sekret
090709 13 : 41
swuEmpuaK . . .

_ beLum jiwaKu _

0 comments

Pembiasan benda langit
Membawa fatamorgana
Sahara malamku . . .
Lelangit berpendar
Bagai oase tak beriak
Menghapus jejak dalam sunyi . . .

Tersesat aku
Sungguh sangat tersesat
Saharamu menelanku
Tenggelam dalam indahnya nil
Membaur jua bak mutiara

Tak ada lagi demokrasi
Menghipnotis tanpa arti
Gubuk penceng tak lagi berkata
Mengitari bak sabuk orion
Membaur . . . ngelantur

Edan aku
Dibuatmu edan aku

Tertawa di depan cermin
Sampai menganga . . .
Berbahagia dalam kebekuan hati ini
Bertahta atas suram yang terjadi

Edan aku
Sungguh edan aku . . .

Ya . . .
Aku edan cOot’zZ
Edan ragaku
Tapi belum jiwaku . . .
Tunggulah . . .

( Lumajang )
090709 00 : 35
Aku kangen ma cOot’zZ, sampai edan ragaku tapi belum jiwaku

_ maLas _

0 comments

Di atas tegapnya alam raya
di bawah naungan kasih-Mu
dan di depan bendera
Dewan Kesenian Kampus . . .

Aku adalah aku
Hidupku adalah matiku

Kutulis puisiku dalam hidupku
kehidupan fanaku . . .
tapi . . .
sekarang aku malas dengan semua ini
juga malas
menulis puisi ini . . .


040709 17 : 32
sesaL tang9aL 150609, putus mA cOot’zZ

_ iLusi _

0 comments

Ketika mata tak lagi
terbuka . . .
Ketika mulut tak lagi
bertanya . . .
dan ketika kata tak lagi
mengungkap rahasia . . .

Semua nyata hanyalah ilusi
tertulis oleh tinta fana
alam raya . . . menjadi ilusi

060709 14 : 15
sEmua bayan9-mEmbayang tapi tak nyaTa, mEnjadi ilusi
sEmua ilang, len9kap sudaH . . .
s0hibQ (dina) ju9a cintaQ (cOot’zZ), iLang . . .