Rabu, 02 Desember 2009

Cahaya-Q

0 comments

Aku mencari seberkas cahaya
Kulepaskan semua rasa dalam jiwa
Hanya untuk cinta…

Hanya satu cahaya yang bisa memikatku…
Sebuah bulatan besar yang bersinar terang,
Penuh harapan
Penuh kehangatan
Sebenarnya aku tahu,
Tak hanya engkau yang mampu bersinar di dunia ini
Begitu banyak bulatan lain yang dapat bersinar
Namun, hanya kilauan sinarmu dan senyuman manismu-lah yang yang bisa menumbuhkan semangatku
Dan hanya engkaulah yang mampu menghanyutkan kehidupanku
Menuju muara keindahan

Kaulah mentariku…
Mentari yang mampu bersinar terang
Yang bisa menuntunku keluar dari gua kegelapan
Menarikku dari jurang kenistaan…

Walau aku tahu…
Juga kupahami…
Engkau tak hanya menyinariku
Namun,
Kilauan sinarmu kan kusimpan
Kan kujaga kemurniannya…
Sampai dua batu nisan kan menemani…..
Tidurku yang panjang…


“10082008” 10:25
koSan gEban9

“ ada benak, lalu kelam . . . “

0 comments

Tengah hari kemarin
Buruk semua bayang
Saat mata terpejam
Lalu, buyar . . .

Ada mentari dilahap purnama
Byar . . . pet . . .
Byar . . . pet . . .

Terlambat waktu
Ada benak, lalu kelam
Di kampus, aku jalan sendirian
Gelap . . .
Hanya lampu sepeda membakar jalanan

Inginku tendang daun pohonan
Lalu terlempar ke bawahnya
Tapi urung tak ada dusta

Kelam langkah, lagi di kampus
Ada tas dan rokok menari telanjang
Bayang terus kini ada
Lagi, inginku tendang kayu pohonan
Dan terlempar ke dalamnya

Malam tambah merasuk
Di sekret, dengar canda
Getah ketapang menetes, sayup dihantam gelap

Ini langkah sepi sudah
Kelam benak jadi semati rindu
Tubuh yang lalu, buruk jadi mimpi
Tubuh persaudaraan jadi selapuk kayu

Lunglai aku, selunglainya . . .
Penyakit lama mulai lagi
Kumat, sampai puncak . . .
Kelam benak semati kayu . . .


301109 – 021209