Jumat, 19 Juni 2009

“ deru pilu “

1 comments

Selama ini yang tak kumengerti
Apa dan kenapa
Serta mengapa
Ini semua bisa membumi
Melucuti semua yang ada
Menguliti raga semua jiwa
Tak seperti lagi, dulu
Semua perih menderu pilu
Kesal aku, sekesalnya
Dirasuki angin beku
Di kursi kayu
Dengan wajah membiru
Apa kau kira
Ini aku
Adalah “ perbedaan “
Sajak kehidupan terindahku
Yang menjadi tinta
Persaudaraan . . .

Okik
170609 14:03
( sindrom stress, jancok…)

“ sajak-sajakku “

0 comments

Sepi jiwa melanda pergi
sudut hati yang terjepit
mulai membengkak
Hasratpun ingin kulontarkan
menuju bintik-bintik keindahan
Apakah kau membacasajak-sajakku . . . ?
yang kutulis dengan tinta
silhuette-Mu

okik
170609 14:07

“ antologi hidupku “

1 comments

Jiwaku yang sendiri
Meski ragaku digumuli
Seonggok nyawa di sisiku
Terbawa alur
Dinginnya pagi ini
Terkenang akan
Sosok lelaki, pahlawan hidupku . . .
Guru atas segala pendidikanku
Dan sajak terindah dari semua
Sajak-sajakku
Adakah yang ganjil dengan hidup ini . . . ?
Kenapa tak ada hari ayah . . . ?
Aku tak begitu mempermasalahkan
Itu semua . . .
Karena aku sendiri diatas bumi ini
Kuukir satu prasasti bahwa
“ hari ini adalah hari ayah “
Lahirnya kembali semangat ayahku
Karena salah satu
Pahlawan hidupku, kau . . .
Guru atas segala apa pendidikanku
Dan sajak terindah
Dari semua sajak-sajakku . . .

Okik
180609 00:00
( mengenang ultah ayahku, met ultah ayahku tersayang…kaulah antologi kehidupanku )
+ ultah dewan kesenian kampus

“ Aku dan Diriku “

0 comments

Jika dan hanya jika
tak semua hanya berkata . . .
Jika dan jika hanya
hanya semua tak meminta . . .
Merajut lagi, sisa hidup
yang telah sunyi, mulai meredup
hati ini, jiwa berdegup
ini . . .
Akankah kau berkata . . . ?
ataukah engkau kan berbahagia . . . ?
Tolong . . .
Ludahi aku dan diriku
jangan kau ludahi “ teman wanita-ku “
karena ludah yang kau timpalkan
padanya, membaur kepadaku . . .
Sekali tolong lagi . . .
Lucuti saja aku dan diriku
jangan dia . . .
juga bukan mereka . . .
Apakah kau tak tahu . . . ?
Ataukah tak kau mengerti . . . ?
Bahwa Dia telah murka . . .
atas kejahiliyahan yang
kau tanamkan ,
dan atas juga padang ilalang
yang telah kau sebarkan . . .

okik
050609 12 : 43
( ndek skret setelah terlarut dalam masalah yang temanku jalani )

Kamis, 04 Juni 2009

“ silhuette : 20 “

0 comments

Terdiam tepat diantara
pergantian paruh malam,
tengah malam – dini hari –
Lonte mungil bergeming
dua belas malam, sendirian
kaku pohonan . . .

Tubuhku mematung
tersibak bagai semak
hilang sudah satu
lembaran perjalananku, hidup

Kukirim sendiri suratku
surat akan jalan hidupku
pada – Mu
Tanpa lagi
permainan sunyi
terasa semakin sunyi, sendiri . . .

Berbaur akan diriku kini
Sepi memagut, menyeringai
silhouette kecilku, diam
sejauh mata memandang
terikat pasti
sahara kebimbangan . . .

Wahai Engkau . . .
pencipta atas hal segala apa
pemilik atas segala Maha . . .
“ tampakkanlah sungai Nil keindahan
walau bayang di pelupuk
mata, hanya “

by : okik
00 : 10 030609
( inspirasi tgl 27 Mei, ultahku..ndek kosane mas kucing, ditemani satu nasi bungkus )

Senin, 01 Juni 2009

_perbEdaAn_

1 comments

Menyisir ini jalan
Dihempas pasir tak berlidah
Yang juga bebatuan tak bernyawa
Seakan terlilit jemari lentik beringinku

Tak kanak aku lagi
Merajut benang suci tak tergulung
Dahulu punya mimpi
Yang tak terbayang mungkin

Tapi kenapa ?
Tak lagi ada
Layaknya hilang pagiku sudah
Terkatung-katung dan terasingkan dari tempat
Yang hanya sementara ini

Akupun harus sampai tertatih
Tuk menapakkan organ jalanku
Tapi tetap dicekal oknum-oknum
Sepermainanku sendiri

Lalu apa bedanya Aku, Tempat Sampah, dan Taek ?

Kepalsuan membudaya
Semakin panasnya iklim kemunafikan
Anjloknya statistika kemanusiaan
Yang muncul dari bibir-bibir
Iblis berkedok manusia

Apa …?
Apa lagi dan kenapa kembali …?

Ya …
Tak ada lagi perbedaan antara
Aku, Tempat Sampah, dan Taek …

Karena itulah hal terindah
Yang kini sampai kumiliki
Dan …
KUNIKMATI …


Si rambut keset
280409 23:44
Sekret DKK
( mengenang kematian chairil anwar sebagai hari sastra )

Kemana kau pergi ?

0 comments

Ketika ku terdiam sendiri,di sunyi sepi sendiri
Saat kulihat kebahagiaan ada didepan pandanganku
Namun ku tak mampu tuk menggapainya
Kala sang mentari pagi tlah menerpa resah jiwaku
setitik airpun tlah membasahi sedikit imajiku
Akupun tak kuasa tuk menopang semua luruh hatiku
Pagipun mulai menegur semua sepi jiwaku

Akankah semua ini berakhir?
Ataukah semua ini akan terus menghantui semua yang telah merasuki sluruh hidupku?
aku tak tau lagi apa yang harus kujalani

Aku ingin hidupku yang lalu mewarnai sepi jiwaku lagi
ato hanya sekedar menyapaku saja
atopun hanya sekedar melewati luruh hatiku yang telah ternodai oleh rasa yang tak pantas kujalani selama ini

Maafkanlah wahai jiwa terindahku?
maafkan semua tawa dan tangisku yang tlah berlalu,
saat ini,atopun semua lirih hati dan jiwaku yang mungkin akan meracuni semua warna imajimu

created by :
si rambut keset
at Thursday 02:25 a.m.
my firsT p0etry