Sesampainya tengah malam
angin mengoyak-ngoyak dedaunan
dingin jadi selapuk kayu
Ini malam tak lagi bertuan
bercinta dengan rembulan pun aku sudah risih
Bukankah aku hidup semasa senja ?
melihat jingga berdebat dengan burung gereja
dan tentu saja tidak lagi mengharap hidup
pada mendung dan hujan
Dan bukankah aku ini hidup di masa senja ?
sembari berpulang – berlalu
mendongak bersama burung hantu
bukan berguru pada kelelawar
13 november 2010
00 : 26
kosan tegal gede
Rabu, 22 Desember 2010
semasa senja
at
08.32
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
6 comments:
berdebatlah dengan,fajar,siang,senja dan malam hari....
Tidak ada yang salah dengan kelelawar. Kenapa tidak berguru padanya juga. Dengan kelelawar, kau akan diajarkan hidup yang berani. Tidak nabrak nabrak meskipun pekat menghiasi.
berkunjung sob..salam blogger
sukses selalu yah..
@masbro : justru aku merasa sudah terlalu lama berguru pada kelelawar mas, itu sedikit penyesalan kenapa aku tidak bisa menyeimbangkan antara berguru pada kelelawar dengan burung hantu ...hehehehe
@workshop : oyi sob...aku mampir
Wah, inilah, hal yang saya suka dari Si keset mulai dulu. Kata-kata yang diberikan sungguh manis.
Posting Komentar