Rabu, 22 Desember 2010

semasa senja

Sesampainya tengah malam
angin mengoyak-ngoyak dedaunan
dingin jadi selapuk kayu

Ini malam tak lagi bertuan
bercinta dengan rembulan pun aku sudah risih

Bukankah aku hidup semasa senja ?
melihat jingga berdebat dengan burung gereja
dan tentu saja tidak lagi mengharap hidup
pada mendung dan hujan

Dan bukankah aku ini hidup di masa senja ?
sembari berpulang – berlalu
mendongak bersama burung hantu
bukan berguru pada kelelawar


13 november 2010
00 : 26
kosan tegal gede

6 comments:

Propa Nanda mengatakan...

berdebatlah dengan,fajar,siang,senja dan malam hari....

RZ Hakim mengatakan...

Tidak ada yang salah dengan kelelawar. Kenapa tidak berguru padanya juga. Dengan kelelawar, kau akan diajarkan hidup yang berani. Tidak nabrak nabrak meskipun pekat menghiasi.

Workshop Bisnis Online mengatakan...

berkunjung sob..salam blogger
sukses selalu yah..

kuskus mengatakan...

@masbro : justru aku merasa sudah terlalu lama berguru pada kelelawar mas, itu sedikit penyesalan kenapa aku tidak bisa menyeimbangkan antara berguru pada kelelawar dengan burung hantu ...hehehehe

kuskus mengatakan...

@workshop : oyi sob...aku mampir

Nggawok mengatakan...

Wah, inilah, hal yang saya suka dari Si keset mulai dulu. Kata-kata yang diberikan sungguh manis.

Posting Komentar