Tengah hari kemarin
Buruk semua bayang
Saat mata terpejam
Lalu, buyar . . .
Ada mentari dilahap purnama
Byar . . . pet . . .
Byar . . . pet . . .
Terlambat waktu
Ada benak, lalu kelam
Di kampus, aku jalan sendirian
Gelap . . .
Hanya lampu sepeda membakar jalanan
Inginku tendang daun pohonan
Lalu terlempar ke bawahnya
Tapi urung tak ada dusta
Kelam langkah, lagi di kampus
Ada tas dan rokok menari telanjang
Bayang terus kini ada
Lagi, inginku tendang kayu pohonan
Dan terlempar ke dalamnya
Malam tambah merasuk
Di sekret, dengar canda
Getah ketapang menetes, sayup dihantam gelap
Ini langkah sepi sudah
Kelam benak jadi semati rindu
Tubuh yang lalu, buruk jadi mimpi
Tubuh persaudaraan jadi selapuk kayu
Lunglai aku, selunglainya . . .
Penyakit lama mulai lagi
Kumat, sampai puncak . . .
Kelam benak semati kayu . . .
301109 – 021209
Rabu, 02 Desember 2009
“ ada benak, lalu kelam . . . “
at
19.11
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar