Antirogo pagi nampak layaknya petang
Wajahnya kelabu,
Mendung . . .
Ini pagi masih dingin
Rasanya menjijikkan,
Jengkelkan tubuh . . .
Ah …!
Fajar tak bisa kulihat
Duduk sama Munil, temanku pagi ini
Nikmati aroma tanah liat
Sambut belai padian,
Juga rerumputan, nguning . . .
Tes… tes… tes…
Nangis langitnya
Basah padinya, lembek
Tanah liatnya . . .
Ramai, riuh
Aktifitas para ibu
Sibuk belanja untuk sarapan
Anak-anaknya ke sekolah
Suami yang akan pergi kerja
Ah, sungguh hebat kaum ibu . . .
Kuat, ikhlas, setia, penuh
Kasih sayang . . .
Aku diam di gubug dampingi Munil
Bawahnya, sungai
Kricik… kricik… kricik …
Cerita terkembang
Asap rokok mulai gentayangan
Ah …!
Antirogo pagi . . .
Sejuta cerita simpan terhadapmu
Layarmu terkembang
Fajar pun mulai datang
Nampak . . .
Bias . . .
Hangatkan tubuh
Sejukkan jiwa . . .
Antirogo
070110 06 : 00
Jumat, 08 Januari 2010
“ Antirogo Pagi “
at
13.07
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 comments:
sekk sukak ke antirogo tah... hala palengan ngopi di warung deketnya jembetand..gege..ckckck ajari kak nuliss puisi,, ^^o
anonim : udah jrang tpi kdang2 msih ksana...siapa?koq pke nma anonim?...
Posting Komentar